SANDEQPOSNews.com, Majene — Dosen Program Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dari Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar (UNM) melanjutkan kegiatan penguatan inklusi sosial di SMA Negeri 1 Majene, Sulawesi Barat, Sabtu, 11 Mei 2024.
Kegiatan ini diadakan di Ruang Kelas SMA Negeri 1 Majene, yang dihadiri para guru sebagai peserta kegiatan tersebut yang sangat antusias mengikuti paparan dari para dosen UNM.
Ketua Tim Inklusi Sosial, Dr. Najamuddin Nasuhan, M.Hum. yang juga saat kini menjabat Kepala Prodi S-2 (Pascasarjana) Pendidikan IPS UNM, mengatakan, kegiatan tersebut sebagai tindak lanjut dari Program Kemitraan Masyarakat (PKM) yang sebelumnya berfokus pada sosialisasi isu inklusi.
“Konsep inklusi adalah pendekatan yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan yang terbuka bagi individu dengan beragam latar belakang dan kondisi. Hal ini mencakup berbagai aspek seperti karakter, kondisi fisik, kepribadian, status sosial, suku, budaya, dan lain-lain,” kata Dr. Najamuddin yang dalam sosialisasi inklusi sosial didampingi oleh anggota tim, Sopian Tamrin, S.Pd., M.Pd. dan Dr. Hasruddin Nur, M.Pd.
Proses pelaksanaan kegiatan ini dikemas secara partisipatif. Para guru bersama-sama dengan dosen Pendidikan IPS PPs UNM menciptakan catatan rekomendasi dan strategi implementasi inklusi sosial di sekolah.
Salah satunya dengan Diskusi-diskusi mendalam dilakukan untuk mengeksplorasi berbagai cara untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua siswa.
Kegiatan penguatan inklusi sosial ini mencerminkan komitmen dosen UNM untuk terlibat dalam upaya nyata untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Sulawesi Barat.
Lebih lanjut Dr. Najamuddin menjelaskan, kegiatan ini merupakan langkah konkrit dalam upaya meningkatkan pemahaman dan praktik inklusi sosial di lingkungan sekolah.
“Dosen dan guru bekerja bersama untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam mewujudkan inklusi sosial, serta merumuskan langkah-langkah nyata untuk mencapai tujuan tersebut,” imbuh Dosen sejarah UNM itu.
Melalui kolaborasi yang kuat antara akademisi dan praktisi di lapangan, diharapkan tercipta lingkungan belajar yang lebih inklusif, adil, dan berdaya bagi semua siswa.
Ia berharap dari kegiatan ini agar hasil diskusi dan rekomendasi yang dihasilkan dapat menjadi panduan yang berharga bagi sekolah dalam memperkuat budaya inklusi sosial.
“Dengan adanya kolaborasi antara dosen UNM dan guru, inklusi sosial dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari setiap aspek kehidupan sekolah,” pungkasnya.
Editor : Daeng Nompo’
Berita Terkait
Selamatkan Generasi Muda Dari Narkoba, Polsek Malunda Penyuluhan di SMK 06 Majene
Negara Rugi Miliaran Rupiah atas Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Laboratorium di Unsulbar