SANDEQPOSNews.com, Majene – Belasan aktivis kampus yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Majene (SP2M) berunjuk rasa di depan pintu gerbang gedung Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulawesi Barat (Sulbar), di Jl. Trans Sulawesi poros Majene -Mamuju, Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar, Jum’at 1 September 2023.
Dalam orasinya salah satu aktivis mahasiswa mengatakan 80 % (delapan puluh persen) kegiatan program kerja yang dilakukan oleh Pemkab Majene adalah kesia-siaan dan tidak beguna (mubasir).
“Kita ketahui semua kawan-kawan, 80% itu tidak berguna. Mengapa demikian kawan-kawanku, Kabupaten Majene (Pemkab Majene) itu melakukan sesuatu hal kesia-siaan atau yang mubasir,” katanya lewat pengeras suara megaphone.
Ia mencontohkan kegiatan berbagai pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga (Disdikpora) Majene dianggap hanya mengambil pundi-pundi keuangan atau keuntungan di dalamnya, hanya itu.
“Contoh pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh kabupaten Majene dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Majene. Bahwa pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Kabupaten Majene hanya untuk sekedar hanya mengambil pundi-pundi keuangan atau keuntungan di dalamnya, hanya itu,’ ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan yang dilakukan selama ini oleh pihak Pemkab Majene tidak mengarah pada substansi yang dilakukannya.
“Tidak bicara substansi yang dilakukan oleh para pemerintah kabupaten Majene, itu betul-betul tidak ada gunanya, tidak ada gunanya,” tandasnya berteriak, disambut yel-yel dan kata betul oleh peserta unjuk rasa.
Fasilitas Pendidikan di Majene Masih Jauh dari Harapan
Dalam keterangan tertulis (rilis) yang dibagikan ke sejumlah awak media lewat aplikasi PDF dengan judul rilis “Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Majene : Selamat Datang KPK, Berantas Mafia Di Bumi Assamalewuang”, menyebutkan kabupaten Majene sebagai pusat Pendidikan selain pengembangan sarana dan pra sarana, juga perlunya tercipta kultur Pendidikan ; Kultur Masyarakat, siswa, dan mahasiswa terdidik dalam kehidupoansehari-hari. Namun kenyataan yang terjadi di lapangan fasilitas belum memadai dan belum tersebar secara merata dan berkeadilan. Berikut rilis lengkap pada poin ke-2 tersebut :
- Kabupaten Majene sebagai pusat pendidikan selain pengembangan sarana dan prasarana juga perlunya tercipta kultur pendidikan atau kultur masyarakat/siswa/mahasiswa terdidik dalam kehidupan sehari-hari. Namun, kenyataan yang terjadi di lapangan, fasilitas belum memadai dan belum tersebar secara merata dan berkeadilan. Sebagai pusat pendidikan di Sulawesi Barat, Majene seharusnya menjadi percontohan bagi daerah lain dalam hal pelayanan pendidikan, namun kenyataannya Kabupaten Majene masih sangat jauh dari harapan.
Cita-cita kota Pendidikan hanya menjadi ilusi semata, soalnya hal yang dikerjakan sama sekali tidak sejalan dengan cita-cita nan indah itu. Realitasnya hal yang dikerjakan oleh Pemda dalam mendukung cita-cita mulia itu didominasi oleh pelatihan yang tidak jelas orientasinya dari mana, serta kepentingannya untuk siapa. Pelatihan bodong yang dilaksanakan oleh Pemda Majene sama sekali tidak menyentuh kepentingan Masyarakat Majene. Pelatihan yang seharusnya dapat meningkatkan potensi sumber daya manusia (SDM) tentu jauh dari harapan masyarakat pasalnya pelatihan yang dilaksanakan berorientasi pada hal-hal yang tidak sejalan dengan cita-cita majene sebagai kota pendidikan.
Mengenai persoalan pelayanan pendidikan. Seperti yang tercantum dalam Perda No 2 Majene tahun 2014, visi Pendidikan kabupaten Majene adalah terwujudnya sistem Pendidikan berbasis unggulan. Untuk mewujudkan pendidikan Majene yang unggul maka perlu sinergi antara pihak pengelola dan masyarakat Majene agar tercipta kerja sama yang baik dalam penerapannya.
Masalah Perbup Majene sebagai kota pendidikan yang sampai hari ini belum ada kejelasannya, kita bisa berpekulasi bahwa tidak mungkin pemda Majene membangun Programn pendidikan yang baik ketika Grand Design saja belum ada, tentunya ini hanya omong kosong belaka, untuk itu kami dari aliansi meminta Pemda Majene agar serius dalam mewujudkan majene sebagai kota pendidikan dengan membuat dan menyelesaikan Perbup mengenai pendidikan demi terwujudnya majene sebagai kota pendidikan.
Pantauan SANDEQPOSNews.com, dalam unjuk terasa tersebut sejumlah poster dibentangkan, ada yang bertuliskan : Majene Kota Akal Sehat, Nasionalisasi Aset Pejabat Korup, Aholeang – Rui Butuh Tindakan Nyata – Bukan Janji Manis.
Unjuk rasa ini bersamaan dengan kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kantor wilayah Sulbar di Majene untuk Audiense dan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene dalam rangka mendorong perbaikan tata kelola pada pemerintahan daerah. Sambil unjuk rasa dan orasi, aktivis SP2M membentangkan spanduk bertuliskan : Selamat Datang KPK, Bersihkan Bumi Assamalewuang.
Kegiatan tersebut sedianya dilaksanakan di ruang pola kantor bupati berdasarkan undangan yang disebar ke jajaran internal Pemkab Majene, namun diduga bocoran akan ada unjuk rasa, maka dipindahkan ke gedung BPMP Sulbar.
Aktivis mahasiswa itu pun tidak bisa masuk untuk menggelar unjuk rasa di halaman gedung BPMP Sulbar karena pintu gerbang masuk terbuat dari besi setinggi sekira 2 meter itu dikunci gembok. Terpaksa aksi unjuk rasa dilangsungkan di luar pintu gerbang sambil bakar 4 ban bekas dan berorasi secara bergantian.
Editor : Daeng Nompo’
SP2M Unjuk Rasa Kedatangan KPK : Selamat Datang KPK, Bersihkan Bumi Assamalewuang
Desas-desus : Mentan Syahrul “Kuda Hitam” Cawapres Prabowo atau Ganjar?
Sat Reskrim Polres Majene Tangkap Pelaku Pelecehan : Pelaku Dua Kali Melakukan di Tempat Berbeda
PPK Unsulbar Tersangka Korupsi Pengadaaan Peralatan Laboratorium Terpadu: Negara Rugi Rp8 Miliar
Negara Rugi Miliaran Rupiah atas Dugaan Korupsi Pengadaan Alat Laboratorium di Unsulbar