SANDEQPOSNews.com, Majene – Belasan aktivis kampus yang tergabung dalam Solidaritas Perjuangan Mahasiswa Majene (SP2M) berunjuk rasa di depan pintu gerbang gedung Badan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Sulawesi Barat (Sulbar), di Jl. Trans Sulawesi poros Majene -Mamuju, Kelurahan Rangas, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulbar, Jum’at 1 September 2023.
Unjuk rasa ini bersamaan dengan kedatangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kantor wilayah Sulbar di Majene untuk Audiense dan koordinasi dengan pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majene dalam rangka mendorong perbaikan tata kelola pada pemerintahan daerah. Sambil unjuk rasa dan orasi, aktivis SP2M membentangkan spanduk bertuliskan : Selamat Datang KPK, Bersihkan Bumi Assamalewuang.
Kegiatan tersebut sedianya dilaksanakan di ruang pola kantor bupati berdasarkan undangan yang disebar ke jajaran internal Pemkab Majene, namun diduga bocoran akan ada unjuk rasa, maka dipindahkan ke gedung BPMP Sulbar.
Aktivis mahasiswa itu pun tidak bisa masuk untuk menggelar unjuk rasa di halaman gedung BPMP Sulbar karena pintu gerbang masuk terbuat dari besi setinggi sekira 2 meter itu dikunci gembok. Terpaksa aksi unjuk rasa dilangsungkan di luar pintu gerbang sambil bakar 4 ban bekas dan berorasi secara bergantian.
Dalam orasinya salah satu mahasiswa mengatakan, 80 % (delapan puluh persen) kegiatan program kerja yang dilakukan oleh Pemkab Majene adalah kesia-siaan dan tidak beguna.
“Kita ketahui semua kawan-kawan, 80% itu tidak berguna. Mengapa demikian kawan-kawanku, Kabupaten Majene (Pemkab Majene) itu melakukan sesuatu hal kesia-siaan atau yang mubasir,” katanya lewat pengeras suara megaphone.
Ia mencontohkan kegiatan berbagai pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah raga (Disdikpora) Majene dianggap hanya mengambil pundi-pundi keuangan atau keuntungan di dalamnya, hanya itu.
“Contoh pelatihan-pelatihan yang dilakukan oleh kabupaten Majene dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Majene. Bahwa pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh Kabupaten Majene hanya untuk sekedar hanya mengambil pundi-pundi keuangan atau keuntungan di dalamnya, hanya itu,’ ungkapnya.
Ia menambahkan, kegiatan yang dilakukan selama ini oleh pihak Pemkab Majene tidak mengarah pada substansi yang dilakukannya.
“Tidak bicara substansi yang dilakukan oleh para pemerintah kabupaten Majene, itu betul-betul tidak ada gunanya, tidak ada gunanya,” tandasnya berteriak, disambut yel-yel dan kata betul oleh peserta unjuk rasa.
Dalam unjuk terasa ini sejumlah poster dibentangkan, ada yang bertuliskan : Majene Kota Akal Sehat, Nasionalisasi Aset Pejabat Korup, Aholeang – Rui Butuh Tindakan Nyata – Bukan Janji Manis.
Sebagai catatan SANDEQPOSNews.com, Aholeang dan Rui adalah 2 dusun di desa Mekkatta, Kecamatan Malunda, Majene, yang menjadi bagian korban bencana gempa tektonik Magnitudo 6,2 pada tanggal 15 Januari 2021, pukul 02.28 WITA. Pusat gempa berada di 7 km timur laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 km.
Akumulasi gempa
Tanggal: 14 Jan 2021 – 15 Jan 2021
Episentrum: 2°59′S 118°56′E / 2.98°S 118.94°E Koordinat: 2°59′S 118°56′E / 2.98°S 118.94°E BMKG
Gempa awal: 5,9 Mw; Tanggal 14 Januari 2021; Pukul 14:35:49 (WITA)
Intensitas maks: VI (Kuat)
Jenis: Sesar naik
Kedalaman: 10 km (6,2 mi)
Kekuatan: 6.2 Mw
Editor: Daeng Nompo’
Tonton Videonya : Aksi Unjuk Rasa di Depan Gerbang BPMP Sulbar Sambut Kedatangan KPK
https://www.youtube.com/shorts/XSTufl5D-sg