Harga Bapokan Tidak Stabil, Forkopimda Majene Sidak Pasar Sentral Majene

Harga Bapokan Tidak Stabil, Forkopimda Majene Sidak Pasar Sentral Majene

Sidak bahan pokok beras di toko Beras Jaya milik Wilda di bilangan pasar sentral Majene, Sabtu (25/3). Foto DN/SANDEQPOSNews.com.

SANDEQPOSNews.com,.Majene — Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, melakukan inspeksi mendadak (Sidak) Kondisi terkini harga bahan pokok pangan (Bapokan) pada Ramadan ke -3 di pasar sentral Majene, Sabtu (25/3/2023).

Sidak dilakukan terkait harga Bapokang sejak beberapa pekan sebelum hingga masuk Ramadan 1444 Hijriah mengalami kenaikam yang tidak stabil di pasaran Kabupaten Majene.

Sidak ini dipimpin langsung oleh bupati Majene, Andi Achmad Syukri Tammalele (AST), didampingi wakil bupati Aris Munandar Kalma, Sekda Majene H. Ardiansyah, Dandim 1401 Letkol Ricad Harisab, mewakili Kapolres Iptu Abdul Rajab (Kasat Samapta) , perwakilan Kejari, Kepala Bappeda: Andi Amriana Chairani, Kadis Perindag, Koperasi dan UKM Busri Kamedi, Kadis Tanakbun Muh.Syafei (masa purna), Kadis Ketapang Hj Musrifah, Staf Ahli Ekonomi Muh Jafar, Hj. Najibah B Fattah, Kadis Kominfo Mohd. Andri A Nugrah, Kasat Pol PP Sainal Arifin, Kabag perekonomian Andi Irdan, dan sejumlah pejabat struktural Setda Majene dan OPD terkait Pemkab Majene, serta kepala UPTD pasar sentral Majene.

Para pimpinan Forkopimda tersebut mengunjungi sejumlah los dan toko dagang Bapokan, di antaranya Toko beras, los Ayam potong, los sayuran, dan Los Ikan.

Bupati Majene AST, wakil bupati Aris Munandar, Sekda Ardiansyah, dan Dandim Letkol Ricad, bertanya ke setiap pedagang yang dikunjungi terkait harga hingga pasokan asal distribusi dagangan Bapokang.

Ayam potong untuk saat kini masih diharga stabil, yaitu Rp65 ribu per 2, 8 Kilogram. Menjelang lebaran diperkirakan naik menjadi Rp70 ribu hingga Rp80 ribu dengan berat sama 2,8 kg.

“Karena harga.waktu lebaran lalu masuk diharga Rp70 ribu,” kata Usman pedagang ayam potong di Pasar Sentral Majene.

Menurut usaman harga tersebut adalah ayam potong masih hidup yang sudah dipotong, dibersihkan kulitnya, dan dipotong menjadi beberapa bagian sesuai keinginan pelanggan.

Sidak di los ayam potong milik Usman . Foto DN/SANDEQPOSNews.com.

Sebelumnya, kata Usman, harga ayam potong per 2,8 kg masih diharga Rp55 ribu hingga Rp60 ribu, namun masuk bulan Ramadan menjadi naik Rp5000.

Usman menyebutkan, ayam potong yang dijualnya itu juga dipesan dari luar Majene sampai 100 ekor, “Biasa habis dalam 1 hari atau 2 hari.”

Tim Sidak kemudian ke toko beras Mitra Nuhung di sekitar los ayam potong. Bupati Majene AST menanyakan harga sejumlah jenis beras yang dijual di toko tersebut.

“Harganya bervariasi Daeng, tergantung jenis berasnya (merek penggilingan beras). Ada beberapa merek di sini, ada Nenas, Anugrah,.Premium, dan Madinah,” kata Asrianti pemilik toko Beras Mitra Nuhung.

Saat Sekda Majene H. Ardiansyah menanyakan, apakah saat kini harganya naik atau turun. Asrianti menjawab harganya naik. Sekda lalu bertanya biasanya normal berapa? Asrianti mengatakan sebelum naik normalnya Rp45 ribu naiknya, saat sekarang naik antara Rp58 ribu sampai Rp60 ribu.
“Hammaaa…,” Ujar Sekda Ardiansyah, sebagai tanda heran istilah di Majene, sembari bertanya, memang mahal dibelikan di Polewali (Polewali Mandar atau Polman tempat pasokan beras toko tersebut).

“Kukira panen’mi di Polewali,” kata Sekda. “Iye itu juga saya heran kenapa naik di sana (Polman). Dari sana naiknya, jadi kalau di sini juga naik,” kata Asrianti.

Asrianti merinci harga beras dalam karung isi 25 kilogram yang dijualnya dengan merek Madinah Rp305 ribu, Nenas Rp290 ribu dan Anugrah Rp300 ribu.

kata Asrianti beras Anugrah Rp245 per 25 kg merupakan harga normal sebelumnya, kini sudah naik menjadi Rp300 ribu, naik Rp55 ribu. Mendengar itu Dandim Majene Letkol Ricad merasa kaget karena di Polman sudah panen namun harga beras makin mahal. Sementara Bupati AST dan Wakil Bupati Aris Munandar hanya geleng-geleng kepala.

Sementara di toko Beras Jaya, masih di bilangan pasar sentral Majene, harga beras merek yang dijual tetap sama dengan harga di toko beras lainnya.

Menurut seorang ibu pemilik toko beras, Wilda, mengaku keuntung yang diperoleh dari kemasan karung sak isi 25 kg, hanya Rp2500. Dari per kilonya mendapat keuntungan Rp200.

“Termasuk tinggi (harga) dibanding sebelum Ramadan. Kalau isi 5 kg juga bervariasi, ada Rp56 ribu, Rp58 ribu, Rp60 ribu, dan 62 ribu,” katanya.

Menurutnya Ia tidak menjual beras dari Bulog karena hanya dijual di bawah standar di kisaran Rp40an ribu. “Itu beras medium dari Bulog yang dibagi (ke warga) dengan harga Rp40an ribu,” ujar dia menjawab pertanyaan Dandim Letkol Ricad.

Menurutnya, beras yang dijual di toko miliknya itu berasal dari Desa Botto, Kecamatan Campalagian (UD Nurmadinah Botto), Kec. Mapilling, dan Kec. Wonomulyo, Polman.

Saat ditanya oleh SANDEQPOSNews.com, apakah stok beras di Polman sudah kurang, ia menyatakan stok beras di Polman saat kini sudah banyak karena sudah panen.

“Sudah banyak stok, mungkin harga gabah yang terlalu tinggi, belum turun,” ungkap Wilda.

Sementara Bawang merah masih dengan harga stabil, yakni Rp23 ribu per kg. Pedagang Bawang Merah dan Bawang Putih ini mengatakan dengan harga tersebut tidak naik. “Kalau menurut prediksi tidak naik ini,” katanya dengan enteng di hadapan bupati, wakil bupati dan Sekda Majene, saat menjawab pertanyaan Dandim Letkol Ricad.

Karena menurutnya, saat kini sedang panen Bawang Merah di Makassar (tidak ada ladang Bawang Merah di Makassar kecuali gudang stok penyimpanan tengkulak, red) bersamaan panen di Kab. Enrekang, Sulsel, dan di Kab. Majene. Sehingga harganya turun dari sebelumnya Rp25 ribu per kg.

Ia juga meyakinkan jika menjelang lebaran harga bawang merah dan bawang putih aman. “Insya Allah aman,” kata pedagang bawang merah dan bawang putih ini yang juga selaku pengedar ke penjual eceran di pasar sentral Majene.

Sedangkan minyak goreng curah harganya bervariasi. Salah satu toko kelontong (campuran) di perempatan akses ke Puskesmas Banggae 1, yang juga menjual minyak curah menyebutkan, harga minyak curah Rp25 ribu per botol isi 1,5 liter.

“Dari Pasang Kayu, bongkarnya di Kecamatan Campalagian, Polman,” kata Abu Aris pemilik toko tersebut, kepada SANDEQPOSNews.com.

Sidak di toko kelontong milik Abu Aris yang menjual minyak goreng curah di bilangan pasar sentral Majene, Sabtu (25/3). Foto DN/SANDEQPOSNews.com.

Abu Aris mengatakan, minyak curah dari Pasang Kayu sebelumnya langsung didistribusikan di pasar sentral Majene, “Namun akhir-akhir ini langsung ke Kec. Campalagian. Itu terjadi saat banjir minyak (produksi meningkat, red) mulai meningkat, distribusinya langsung ke Majene.”

“Untungnya sama pak biar langsung dari Pasangkayu ke sini atau dari Campalagian, untungnya tetap Rp5000,” pungkasnya.

Usai Sidak keliling pasar sentral Majene semi tradisional itu, Forkopimda lalu melakukan rapat beberapa menit secara tertutup di ruangan UPTD pasar. Setelahnya dilakukan konferensi pers.

Wakil bupati Aris Munandar Kalma, menjelaskan kunjungan ke pasar dalam rangka mengecek situasi harga. “Alhamdulillah melalui arahan bapak bupati, kita sudah berkunjung ke pasar. Minimal ingin mengetahui berapa harga bahan pokok yang ada sekarang di lapangan,” ujarnya memulai konferensi pers yang dihadiri sejumlah awak media.

Sekda Majene yang juga selaku ketua TPID (tim penanggulangan inflasi daerah) Majene, H. Ardiansyah, mengatakan ada dua tujuan utama melakukan sidak ini. Yang pertama, memastikan stok bahan tersedia.

“Sehingga kita imbau kepada semua pedagang untuk bagaimana mendatangkan barang ke Majene,” kata Ardiansyah.

Yang kedua, lanjutnya, “kita ingin memastikan harga tetap terjaga. Jangan ada yang ambil kesempatan dalam kesempitan memanfaatkan bulan suci Ramadan, murah dibeli dari distributor,mahal dijualkan di masyarakat.”

Menurut mantan Sekda Mamasa itu, dari sidak tersebut, ada harga barang cenderung naik, antara lain beras dan Lombok (Cabe). Namun, ada juga bahan pokok yang harganya stabil, yakni bawang (bawang merah dan bawang putih).

“Kenapa bawang stabil karena kita ingin arahan pak bupati dan wakil menjadikan Majene ini sebagai distribusi bawang, sehingga kita bisa kontrol harga bawang,” katanya.

Foto DN/SANDEQPOSNews.com.

Namun Ardiansyah tidak memungkiri jika Kabupaten Majene masih bergantung distributor asal Kabupaten Sidrap (Telur) dan Enrekang (Bawang Merah), Sulsel, serta Kab. Polman, Sulbar (Beras).

“Ini yang kita harapkan ada kerjasama terutama dari media (Pers), bagaimana supaya tidak ada penimbunan barang dan tidak ada kenaikan harga yang tidak wajar. Mudah-mudahan stok tersedia,” harap Ardiansyah.

Menurutnya, satu Minggu sebelum hari raya idul Fitri (lebaran) pihaknya akan turun kembali sidak terkait harga kebutuhan Bapokang.

“Kami merencanakan atas arahan pak bupati dan wakil bupati, satu Minggu sebelum lebaran kita akan turun lagi menyidak, dan sebelumnya akan ada rapat TPID untuk menghubungi semua distributor untuk memastikan barang yang akan masuk ke majene menjelang hari raya sudah tersedia,” terang alumni STPDN Jatinangor itu.

Untuk memastikan semua Distributor dari luar Majene bisa bekerjasama, pihak TPID akan melakukan kerja sama dengan TPID daerah tempat asal distributor Bapokang, seperti Enrekang, Sidrap, Pinrang, dan Polman.

“Kita juga libatkan perusda untuk berperan serta supaya menjaga stabilitas harga dan ketersediaan stok pasokan (bahan pokok pangan, red),” pungkasnya.
Reportase : Daeng Nompo’

*Berkomentarlah di kolom komentar dibawah dengan bijaksana yang menginspirasi dan bertanggung jawab.Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti yang diatur dalam UU ITE.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *