Menyedihkan, Anak SD Belajar di Balik Teralis Besi di Atas Lantai Dingin

- in BERITA, MAJENE, PENDIDIKAN, SULBAR
483
0

Menyedihkan, Anak SD Belajar di Balik Teralis Besi di Atas Lantai Dingin

Dari balik tirai besi, anak-anak SDN 15 Segeri, Lingkungan Segeri, Kelurahan Baruga Duha, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, belajar di atas lantai yang dingin di pelataran samping masjid Darul Faizin Segeri, Rabu (25/3/2023). (Foto Daeng Nompo’/SANDEQPOSNews.com.

SANDEQPOSNews.com, Majene – Sangat disayangkan lagi menyedihkan, anak-anak sekolah dasar Negeri (SDN) 15 Segeri ini belajar di balik teralis besi di atas lantai yang dingin.

Peristiwa ini terjadi di Lingkungan Segeri, kelurahan Baruga Duha, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat, Rabu 15 Maret 2023.

Mereka terpaksa belajar di dalam teralis besi berbentuk kotak di pelataran samping masjid Darul Faizin tak jauh dari seoklah, karena sekolah mereka disegel oleh oknum warga yang mengklaim sebagai pemilik lahan.

Kepala sekolah SDN 15 Segeri, Hatta, S.Spd, mengatakan penyegelan itu terjadi Selasa sore kemarin (14/3) sekira pukul 15:00, wita.

“Selesai menyegel sekolah sore itu, dia (oknum penyegelan) ke rumah dan mengatakan ;; saya tidak akan buka segelnya kalau pemerintah belum memberikan ganti rugi tanahnya,” ungkap Hatta, menirukan pernyataan oknum penyegelan Sekolah.

Guru dan murid SDN 15 Segeri dari balik tirai besi pelataran samping masjid Darul Faizin menatap kosong keluar. Anak-anak sekolah Dasar ini terpaksa belajar di pelataran masjid di dalam tirai besi di atas lamntai yang dingin karena sekolah mereka diSEGEL oleh oknum warga pengkliam pemilik tanah. (Foto DN/sandeqposnews.com).

Lalu Hatta menanyakan perihal penyegelan, apakah sudah berkonsultasi dengan siapa sebelumnya. “Dia bilang sudah konsultasi dengan ketua ORW setempat,” tutur Hatta mengutip oknum tersebut.

Untuk tidak ketinggalan pembelajaran, menurut Hatta, dia rapat dengan para guru dan akhirnya semua anak sekolah dari kelas 1 sampai kelas 6 diboyong ke pelataran samping Masjid Darul Faizin untuk melanjutkan pembelajaran.

“Pagi-pagi tadi saya rapat dengan para guru, dan diputuskan kita bawa semua anak-anak untuk belajar di pelataran samping Masjid, agar tidak ketinggalan pembelajaran mereka,” uajrnya.

Hatta mengungkapkan, dia sudah ke kantor Dinas pendidikan dan olah raga melaporkan kepada Kadisidikpora Majene, Mitthar Thalas Ali.

“Kepala Dinas bilang tolong melapor saja ke Kelurahan agar bisa dimediasi. Tapi sampai sekarang ini belum ada Lurah, jadi saya ke ketua ORW, ketua ORW bilang silahkan ke kantor Lurah karena saya sudah menelpon Lurah,” ungkapnya.

Sekolah Dasar Negeri 15 Segeri, Kelurahan Baruga Duha, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene Sulbar, diSEGEL warga yang mengklaim lahan sekolah ini adalah miliknya. (Foto DN/sandeqposnews.com).

Baca juga ini :

Hatta menjelaskan, jika lahan tanah sekolah tersebut adalah aset Pemkab Majen, itu berdasarkan keputusan pengadilan, dan bukti surat dari pengadilan serta surat-surat kepemilikan.

“Mudah-mudahan sebentar ini kalau ada medias, saya juga akan menyampaikan apa yang saya tahu. dan saya tidak akan buka secara liar yang bukan tempatnya. katany.

“Sudah jelas kepemilikannya tanah ini adalah milik Pemkab Majene, karena sudah diputuskan di pengadilan. Tadi pagi juga pihak kepolisian memperlihatkan surat-suratnya dan menjelaskan kepada onum yang mengklaim tanah itu,” kata Hatta tanpa mau memperlihatkan surat-surat tanah sekolah itu.

Menurut dia, jika nantinya akan mengungkapkannya namun tidak mau diperlihatkan terlebih dulu kepada pihak lain. Sebab apa yang dimiliki dokumen itu dia peroleh dari pengadilan.

“Nantilah saya perlihatkan kalau sudah ada.mediasinnantinya, insyaa Allah saya akan sampaikan, karena saya juga punya dokumen yang3saya peroleh dari pengadilan,” ujarnya.

Sekretaris Disdikpora Majene Suardi (kiri) dan Kepala Sekolah SDN 15 Segeri, Hatta. (Foto DN/sandeqposnews.com).

Hatta menyebut oknum penyegelan Sekolah yang dipimpinnya itu awalnya adalah warga Segeri, namun kini sudah menetap di Sulawesi Tengah.

SDN 15 Segeri dibangun sekira tahun 1950an. Hatta menjelaskan murid saat kini yang menimba ilmu di sekolah tersegel palang bambu itu sebanyak 54 murid dengan enam kelas, yaitu kelas 1 hingga kelas IV.

Pantauan sandeqposnews.com, sekolah tersegel dengan memakai sejumlah bambu yang diikatkan ke pintu besi masuk sekolah.

Selain itu ada pula tumpukan karung yang berisi pasir disandarkan di depan pagar besi pintu masuk. Jumlah anak murid sekolah ini bisa dimaklumi sangat sedikit karena tak jauh dari situ terdapat sekolah agama setingkat sekolah dasar milik yayasan DDI.

Muhammad Arsyi Jailolo Kalahkan 10 Kandidat dalam Pemilihan Ketua HMI Cabang Makassar

Apresiasi Robotik Buatan Dua Siswa MTsN 1 Majene,  Kadis Kominfo Majene Siap Dampingi Hingga ke Ajang Finalis di Yogyakarta

Hingga laporan ini diolah, sejumlah aparat Polsek Banggae masih berjaga-jaga di sekitar sekolah yang masih tersegel ikatan bambu.

Sementara Kadisdik Mitthar Thala Ali tidak berada di tempat. Menurut Sekretaris Disdikpora, Suardi, S.Pd, M.Pd, Kadisdik Mitthar sedang dinas luar.

Sekretaris Disdikpora Majene, Suardi mengatakan sangat menyesalkan kejadian tersebut. Menurut dia dalam waktu dekat akan membawa timnya yang terdiri dari Kabid turun ke SDN 15 Segeri.

“Kita sanyangkan ini, tentunya kita dinas akan melakukan negoisasi dengan semua pihak. Tentu kita berharap anak-anak bisa belajar dengan tenang, belajar dengan baik,.karena kita kasihan kalau belajar di tempat yang lain,” kata Suardi.

Suardi mengatakan, pihak dinas akan menyeledaikan secepatnya. Sesuai arahan Kadiskpora Mithhar, kata Suardi, akan melakukan negosiasi dengan pihak penyegelan sekolah.

“Sesuai penyampaian beliau (Kadisdik), kebetulan beliau ada Dimas luar. Beliau sampaikan akan direspon secepatnya dan melakukan negoisasi dengan semua pihak, agar diselesaikan dengan baik,” pungkasnya.

Editor: Daeng Nompo'
*Berkomentarlah di kolom komentar dibawah dengan bijaksana yang menginspirasi dan bertanggung jawab.Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti yang diatur dalam UU ITE.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *