Hari Ini Bupati Majene H. Andi’ Achmad Syukri Tammalele Genap Berusia 60 Tahun

- in BERITA
396
0

Hari Ini Bupati Majene H. Andi’ Achmad Syukri Tammalele Genap Berusia 60 Tahun

Bupati Majene H. Andi’ Achmad Syukri, SE, MM. (sandeqposnews.com/dok).

Selamat Ulang Tahun, Tabarakallah barakallah fii umurik, Sehat selalu, Aamiin.

SANDEQPOSNews.com, Majene — Setiap makhluk hidup di muka bumi secara takdir Tuhan akan mengalami pertambahan usia sejak awal lahir ke muka bumi.

Demikian manusia sejak dilahirkan dari kandungan seorang ibu, sejak itulah secara lahiriah angka kelahiran dicatatkan, bahkan pemberian nama pun disertakan.

Satu diantaranya sosok manusia unggul itu hari ini genap berusia 60 tahun. Ia Adalah H. Andi’ Achmad Syukri Tammalele, SE, MM, yang lahir di kota Makassar pada 2 November 1962, lalu.

Dengan usia yang sangat mapan itu, Andi’ Achmad Syukri Tammalele yang kemudian lebih dikenal dengan ikon AST, lebih bersinergi dalam kesehariannya dengan karirnya sebagai bupati Majene.

Mengulang hari lahirnya itu, tentu saja sosok AST makin bersemangat dengan instrospeksi diri tentunya untuk membangun jati dirinya, keluarganya, daerahnya (Majene) tempat Ia dibesarkan menapak kehidupannya, bangsa dan negara.

Masa kecil AST dihabiskan di kampung Saleppa tempat keluarga besarnya merumpun di kecamatan Banggae, Majene. Sekalipun lahir di kota Makassar berjuluk “Anging Mammiri” itu,  AST menyelesaikan masa sekolah dasar, Sekolah Menengah Pertama, dan Sekolah Menengah Atas, di Kabupaten Majene.

Ia kemudian dengan tekad pada tahun 1982 melanjutkan sekolah tinggi dengan jurusan Manajemen Ekonomi di Fakultas Ekonomi, Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Jl. Kakatua, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, hingga meraih gelar Sarjana Ekonomi (SE) di tahun 1988.

Kala menggeluti dunia kampus di masa Orde Baru (Orba) itu, AST tak sekedar sebagai mahasiswa yang datang hanya belajar mendalami ilmu ekonomi, namun Ia juga aktif di berbagai kelembagaan ke-mahasiswa-an. Sebagai aktivis kampus tentu saja menjadi bagian sejarah setiap peristiwa yang terjadi di masa Orba yang saat itu adalah masa yang sangat sulit untuk berinteraksi secara bebas, karena “ketatnya” sistem pemerintahan Orde Baru yang dipimpi oleh presiden Soeharto kala itu.

Jauh dari kampung halaman untuk menjadi seorang mahasiswa di kota besar Makassar, dengan beragam kehidupan itu membuat AST makin matang untuk berinteraksi ke masa depan, salah satunya dengan menjadi bagian aktivis kampus agar tidak saja menjadi seorang teoritis nantinya, namun kelak sebagai bagian pemimpin di negeri ini untuk bisa menjadikannya sebagai sumber kehidupan bagi banyak orang.

Sebagai bagian aktivis kampus itulah di masa Orba, AST menjadi bagian sendi Demonstrasi besar di kota Makassar yang kemudian merembes hingga ke Kampus-kampus lain di Indonesia, yakni demonstrasi anti Helm pada 1986/1987. Kasus ini kemudian membuat banyak korban luka kritis akibat bentrokan dengan aparat hingga sejumlah mahasiswa menemui ajal di ujung peluru.

AST akhirnya mampu menyelesaikan studinya pada tahun 1988, Ia di-yudisium dengan gelar sarjana Ekonomi. Usai wisuda AST tak mau berlama-lama di kota Anging Mammiri itu yang dikenal pula dengan kuliner cemilan “Pisang Ngepe'” (Pisang matang yang dipanggang lalu dijepit dengan papan lalu dicampur gula merah cair rasa durian atau Nangka) di Pantai Losari.

Bermodal ijazah Sarjana Ekonomi, pada tahun 1989 AST memulai karir sebagai tenaga honorer di pemerintahan Kabupaten Majene (Pemkab Majene). Tak berselang dua tahun atau pada tahun 1990, AST pun terangkat sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Beberapa dekade kemudian AST hijrah ke Kabupaten Mamuju yang kemudian menjadi pusat kota propinsi Sulawesi Barat (setelah dimekarkan dari propinsi Sulawesi Selatan, 2004). Di Mamuju sebagai staf Dinas Pertambangan. Berbagai mutasi atau rotasi jabatan dilaluinya hingga akhirnya diangkat sebagai Kepala Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Mamuju pada tahun 2018.

Namun tak banyak yang tahu jika dimasa AST sebagai pejabat eselon II itu, kerap mengalami mutasi yang terjadi di Pemkab Mamuju dan Pemprop Sulawesi Barat.  Kala itu AST beberapa kali melewati masa non job jabatan, hingga akhirnya mutasi dan diangkat sebagai Plt. Dinas Pendidikan, dan Kadis Sosial Propinsi Sulbar.

Ia lalu melanjutkan pendidikan ke tingkat magister di Pasca Sarjana, Universitas Putra Bangsa (2000-2002), Kebumen,  Jawa Tengah, dengan gelar sarjana MM (Magister Manajemen).

AST dengan istri yang cantik (malolo : Mandar) yang setia mendampingi bernama Hj. Najmah M. Bachyt Fatta dikaruniai dua orang anak bernama A. Nurul Fathiyah dan A. Nr Fariha AS, S.H, itupun bagai air di sungai yang mengalir dari hulu ke muara. Ia pun kembali di percaya sebagai penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) menggantikan Sekda H. Syamsiar Muchtar yang memasuki masa purnabakti (pensiun).

Tak berselang lama AST dilantik menjadi Sekda Majene oleh bupati (alm) H. Fahmi Massiara, di ruang Pola Kantor Bupati Majene, Senin (10/9/2018), lalu. Jabatan Sekda Majene pun dilaluinya hingga tahun 2021, yang kemudian jiwa kepemimpinannya itu membuat tekadnya bulat untuk maju sebagai kandidat calon bupati di tahun 2020 dengan calon wakil bupati Arismunandar, S.STP, MM (kala itu Sekretaris Dinas  Kebudayaan dan Kebudayaan Majene), untuk periode 2021-2025. Pada Pilkada 2020 itu, pasangan ASTARIS diusung oleh partai Demokrat, PSI dan Hanura dengan nomor urut 2.

Pasangan “ASTAARIS” itu akhirnya mampu mengalahkan pasangan “PALU” (Hj. Patmawati Fahmi dan H. Lukman), yang keunggulan perolehan suara versi real count KPU dengan prosentase 56,2% (56.784 suara) per versi 14 Desember 2020 pukul 11:05:16. Kemudian pada 27 Juni 2021 AST dilantik sebagai bupati  Majene yang ke-12 oleh Gubernur Sulawesi Barat, Andi Ali Baal Masdar (ABM), di Rumah Jabatan Gubernur Sulawesi Barat.

Di tengah perjalanan karirnya sebagai seorang bupati, AST kemudian melanjutkan sekolah Doktor, yang kini tinggal menunggu saat-saat disertasi yudisium untuk meraih gelar Doktor Ekonomi. Dengan program kerja Majene Mandiri, Unggul, Religius itu, bupati AST dan wakil bupati Arismunandar kini makin sinergi membangun kampung halamannya. Sekalipun itu Majene yang berjuluk Assamalewuang juga  dikenal dengan Afdeling Mandar (kota administrasi masa perang kemerdekaan di Sulselbar bagian wilayah ke-mandar-an) kerap menjadi wilayah rawan bencana alam, AST dengan segudang pengalaman sebagai pemimpin itu tak gentar menghadapi, Ia dengan tegas dan lugas bersama wakil bupati Arismunandar dengan Sekda Ardiyansah, S. STP, bahu membahu membangun Majene yang lebih Mandiri, unggul,  dan religius.

Riwayat Pendidikan

– SD Negeri 1 Saleppa (1970-1976)
– SMP Negeri 1 Majene (1976-1979)
– SMA Negeri 1 Majene (1979-1982)
– Sarjana Ekonomi, Universitas Muslim Indonesia (1982-1988)
– Pasca Sarjana, Universitas Putra Bangsa (2000-2002).
– 2021 kuliah Program Doktor.

Keluarga :
– istri Hj. Najmah M. Bachyt Fatta
Anak
1. A. Nurul Fathiyah
2. Nur Fariha AS, S.H.

Penulis/Editor : Daeng Nompo

*Berkomentarlah di kolom komentar dibawah dengan bijaksana yang menginspirasi dan bertanggung jawab.Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti yang diatur dalam UU ITE.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *