Klarifikasi Ka Rutan Kelas II B Majene Terkait Warga Binaan Meninggal di RSUD Majene

Klarifikasi Ka Rutan Kelas II B Majene Terkait Warga Binaan Meninggal di RSUD Majene

Kepala Rutan Kelas IIB Majene, Mansur didampingi Kasubsi Pelayanan tahanan Muhammad Arham dan Kepala satuan pengamanan Rutan, Angga Nurdiansya, saat konferensi pers di ruangannya pada Senin (23/5), terkait meninggalnya seorang warga binaan Rutan Kelas IIB Majene di RSUD Majene pada Sabtu dini hari (21/5). (Foto DN/SANDEQPOSNews.com).

Alhamdulillah setelah sampai di Rumah Sakit (RSUD Majene), ditangani oleh pihak rumah sakit sambil menunggu kedatangan keluarganya, dan keluarganya datang kemudian diperiksa insentif,” Kata Mansur.

SANDEQPOSNews.com, Majene – Rumor merebak di tengah masyarakat terkait seorang warga binaan Rumah tahanan (Rutan) kelas II B Kabupaten Majene, berinisial H meninggal dunia diduga tidak mendapat perhatian dari pihak Rutan Majene saat sakit, dibantah oleh Kepala Rutan Kelas II B Majene, Mansur, S.sos, M.Si, lewat konferensi pers di ruangan Kepala Rutan kelas II Majene, senin sore (23/5/2022).

Warga binaan inisial H ini beralamat di kabupaten Polewali Mandar (Polman) diketahui mendapat vonis hukuman tujuhan tahun subsider tiga bulan, namun baru menjalani masa sembian bulan di Rutan Majene tersebut. Mansur mengatakan terpidana ini sebelum masuk di Rutan sudah mengeluhkan sakit asma.

Pada Kamis (19/5/2022) H diperiksa tim medis Poliklinik Rutan Kelas II B Majene karena keluhan di ulu hati. Di Poliklinik Rutan H mendapat perawatan dengan pengobatan intensif. Walapun ada perubahan sedikit, namun rasa khawatir Mansur selaku kepala Rutan tetap meminta kepada tim medis Klinik dengan pengawalan oleh sejumlah staf petugas Rutan kelas II B Majene, untuk merujuk   ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Majene, pada Jumat (20/5) pukul 11.30 waktu Indonesia tengah.

Di RSUD Majene H kemudian diperiksa dan dirawat intensif. Diagnosa dokter berdasarkan hasil laboratorium rumah sakit, H sakit lambung dan gangguan fungsi hati. H lalu dipindahkan ke ruang perawatan penyakit dalam pada pukul 15:43, wita, untuk dirawat lebih lanjut.

Pada pukul 23:59, Wita, H dipindahkan ke ruang ICU sesuai petunjuk dokter. Pada, Sabtu (21/5) dini hari pukul 02:22, Wita, H dinyatakan telah meninggal dunia.

Meninggalnya warga binaan tersebut pun ramai diberitakan di sejumlah media (bukan media di Majene) hingga menimbulkan isu bermacam di tengah masyarakat. Kepala Rutan kelas II B Majene, Mansur, kemudian mengundang sejumlah media massa yang ada di Majene untuk melakukan klarifikasi lewat konferensi pers, Senin (23/5).

Berikut Klarifikasi kepala Rutan Kelas II Majene :

Kepala Rutan Keas II B Majene menjelaskan, “tanpa konfirmasi (wartawan/media) ke pihak kami, sehingga ada di situ beritanya yang tidak sebenarnya. Yang pertama katanya yang sakit itu tidak dijaga, yang kedua diinfokan hasil diagnosa dari dokter tidak dikasih, dan yang ketiga tidak diserahterimakan itu semua tidak benar, tidak mungkin saya tidak melakukannya,” tandas Mansur, S.Sos, MSi, didampingi Kasubsi Pelayanan tahanan Muhammad Arham, S.Ag dan Kepala satuan pengamanan Rutan majene, Angga Nurdiansya, Amd.P, di ruangan kepala Rutan.

Kronologinya begini, napi ini awalnya mengeuh sakit, sehingga ke klinik, pada saatdiperiksa di klinik saya dapat laporan dari petugas kesehatan jika napi ini sakit, jadi saya bilang kalau memang betul-betul sakit simpan di klinik dengan harapan napi ini bisa cepat sembuh, karena kalau dikembalikan ke kamar kan bisa berdesak-desakan.

Hari itu juga hadir keluarganya napi, satu hari kemudian saya terima lagi laporan dari petugas perawat di sini (Rutan), bahwa sudah ada perubahan, alhamdulillah kalau begitu sudah bagus.

Karena khawatir kondisi kesehatannya bisa tidak menentu, saya minta petugas bawa saja ke rumah sakit supaya penanganannya lebih serius, terarah dan lebih fokus. Akhirnya kita bawa ke rumah sakit, anggota saya bilang tidak ada keluarganya pak, saya bilang nanti di rumah sakit baru dihubungi keluarganya.

“Alhamdulillah setelah sampai di Rumah Sakit (RSUD Majene), ditangani oleh pihak rumah sakit sambil menunggu kedatangan keluarganya, dan keluarganya datang kemudian diperiksa insentif,” Kata Mansur.

Jadi dari aspek sekuritinya harus  disiplin, tidak mungkin tidak dijaga. Dari aspek sekuriti kita harus kedepankan karena banyak kejadian sakitnya parah dan tidak dijaga tapi begitu ditinggal dia (napi) lari, ada itu sering. Jadi tidak mungkin kalau tidak dijaga.

Kemudian yang kedua, hasi diagnosanya dari dokter ada dua, pertama ada hasil diagnosa yang diketahui pada saat itu, kemudian ada hasil diagnosa menunggu dari laboratorium. Nah hasil diagnosa yang langsung diketahui pada saat itu langsung juga kita sampaikan ke keluarganya, ternyata hasil diagnosa dari dokter itu  fungsi hati berkurang, kita sampaikan. Makanya saran dokter mulai jam dua dini hari, subuh itu disuruh puasa untuk USG, keluarganya juga sudah paham itu.

Tonton Video Klarifikasi Ka Rutan Kelas IIB Majene, Sulawesi Barat

Ternyata, sebelum dini hari (sekira) jam 03:00, menghembuskan nafas terakhir. Tapi semua itu sebelum meninggal dunia, Napi ini sering ditangani oleh dokter. Nah hasil diagnosa kedua dokter sore baru kita terima (sebelum meninggal), ternyata pasien napi ini juga ada penyakit jantung.

“Pada serah terimanya, karena jam 02:00 dini hari sebelummeninggal jam 03:00 itu, keluarganya membawa cepat. Akhirnya kita serah terimakan di sana (RSUD Majene), semua biaya di sana kita tanggung, karena ini napi tidak punya BPJS, sementara dia beralamat di Polewali (Kab. Polewali Mandar), mulai dari rujukannya, perawatannya, transportasi, termasuk biaya pemulasaran,” ujanya.

Mansur menjelaskan lebih jauh, napi tersebut divonis tujuh tahun subsider 3 bulan, namun baru mendekam di Rutan kelas II Majene selama 9 bulan. sebelum ke Rutan, kata Mansur, Napi ini sering mengeluh asma. Namun setiap napi yang sakit tetap diperiksa di klinik.

“Saya aparesiasi teman-teman media karena konfirmasi ingin langsung dari saya. Jadi kalau ada yang mau dikonfirmasi (terkait kondisi Rutan) silahkan, namun sebelum dimediakan (diterbitkan) kalau bisa dikonfirmasi ke saya,” kata Mansur.

Dia berharap media yang ada di Majene bisa membangun kolaborasi (mitra) dengan Rutan kelas II Majene. Saya terbuka sekali dengan teman-teman media, saya sudah pengalaman denganteman-teman media di berbagai tempat. kami harus memang diawasi kemudian dikoreksi, termasuk masukan dari teman-teman media.

Kepada masyarakat, Mansur mengharapkan  agar jangan terlalu cepat percaya isu yang berkembang di luar, “Yang dipercaya itu sumbernya dari saya, yang benar itu dari kami, apa yang saya sampaikan inilah yang sebenarnya. Jadi saya melaksanakan kagiatan (tugas) berdasarkan SOP, SOP tidak ada yang kami langgar.”

“Kalau ada napi sakit walaupun hukumannya tinggi, misalnya di banyak tempat jangan dulu karena hukumannya tinggi, kami di sini tidak demikian karena alasan kemanusiaan jadi dibawa ke rumah sakit, nanti kita jaga. nanti kalau kita jaga di sana sesuai dengan SOP, kalau ada kejadian itu sudah tanggungjawab sistem yaa, resiko jabatan,” pungkasnya.

Editor : Daeng Nompo’

Tonton Videonya : Rutan Kelas IIB Majene Gagalkan Penyelundupan Narkoba

*Berkomentarlah di kolom komentar dibawah dengan bijaksana yang menginspirasi dan bertanggung jawab.Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti yang diatur dalam UU ITE.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *