Istri Nelayan : Mungkin Ikan Juga Jaga Jarak, Dua Pekan Suamiku Mancing Tak Dapat Ikan
SANDEQPOSNews.com, Majene – Kisah sedih dialami warga Passarang Selatan, Kelurahan Totoli, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Selasa (21/4/2020) sore.
Dialami salah satunya warga nelayan yang sudah dua pekan memancing ikan sebagai mata pencariannya saban malam hari hasilnya nihil.
“Sudah dua minggu-mi ini bapaknya (suami) tidak pernah dapat ikan pak,” tutur seorang istri nelayan ini.
Ibu ini adalah istri dari seorang nelayan bernama Halim. Halim setiap sore berangkat memancing ikan dengan perahu Saandeq kecil berukuran panjang 3 dan lebar sekira 50 centimeter.
Dengan dibekali jala dan alat pancing, Ia mengarungi perairan Majene hingga 20 mil keluar atau 38,12 kilometer dari tepi pantai, Halim berangkat pada sore sekira pukul 16:300, wita dan kembali pagi pukul 06:00 atau lebih WITA.
Jika musim barat atau musim hujan, tentu saja ombak tinggi, maka Halim tak pergi melaut. Kecuali kalau keadaan terpaksa.
Biasanya sebelum pandemi Corona, Ia mendapatkan ikan hingga ratusan ekor ikan jenis banyar, Katombo, dan layang (Bulalia; Mandar) ukuran standar.
Dari ikan yang dipancing dan dijala itu itu pun, saat pagi buta tetangga berdatangan untuk membeli dengan harga Rp2500 per ekor. Bahkan istri Halim menambahkan sebagai solidaritas tetangga.
Sekarang ikan sudah naik tiga kali lipat dikisaran Rp7.500 per ekor untuk ikan jenis Layang sedang.
Sisa ikan dari jualan kepada tetangga itu, istri Halim membawa ikan itu ke pasar untuk dititip kepada penjual lainnya.
“Tapi tidak tahu-mi juga ini pak, kenapa ikan susah didapat,” keluh istri Halim sambil memangku bayi perempuan ke-tiganya.
Dengan lirih, istri Halim mengungkapkan, bahwa saat awal pandemi corona pemerintah memberlakukan tinggal di rumah dan jaga jarak, suaminya masih bisa dapat ikan dari memancing puluhan ekor. Itu di pertengahan bulan maret dan awal pekan April.
“Tambah kurangi ikan, mungkin jaga jarak juga pak,” tawapun meledak dari emak-emak yang turut berkumpul di serambi rumah nelayan itu saat istri nelayan itu bergurau.
Dia mengatakan, biasanya kalau pagi sekali sudah banyak yang datang membeli ikannya, kini kebahagiaan itu tak direngkuhnya lagi.
Ia dan sejumlah ibu-ibu sedang bercengkerama di balai-balai bambu itu, cukup lama menanti datangnya berkah dari Allah.
Seperti pembagian sembilan bahan pokok yang diperoleh di kampung sebelah, tak jauh dari rumahnya.
“Ada banyak orang yang dibagikan sembako di kampung sebelah di Rangas. Katanya dari partai politik, kemarin (Ahad 19/4),” ujar salah satu diantara mereka.
“Kenapa tidak ada di sini, sama-ji tau orang miskin (sama dengan kita orang miskin juga),” tambah istri nelayan.
“Mungkin karena kita ini bukan tim sukses atau pemilihnya,” tambahnya.
Informasi dihimpun SANDEWPOSNews.com, soal pembagian sembako yang dimaksud para istri nelayan dan buruh itu di Kelurahan Rangas dilakukan oleh Partai Persatuan Pembangunan.
Sembako itu terdiri dari beras dan mi instan yang dibungkus kantong plastik kresek. Pembagiannya dipimpin langsung Hj. Salmawati Djamado (ketua DPRD Majene) dan sejumlah pengurus DPC PPP Majene.
Tidak itu saja, namun terungkap dari para ibu-ibu terbilang kurang mampu itu sempat melihat ada mobil terparkir tak jauh dari tempat mereka saat ini.
Sejumlah ibu-ibu dewasa berjilbab ditemani seorang pemuda sedang membawa sejumlah bungkusan plastik kresek putih berisi beras dan mi instan kepada salah satu rumah warga di Lingkungan Passarang Selatan tak jauh dari SMK Negeri 5 Majene.
“Katanya dari P3 (PPP), cuma dia-ji na kasih, karena memang mungkin cuma itu tim suksesnya,” kata seorang dari mereka.
Editor : Daeng Nompo’